Gambarberikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer sekrup terhadap sebuah diameter bola logam kecil , maka nilai yang ditunjukkan adalah 8,62 mm. Penjelasan dan Pembahasan Jawaban a. 8,62 mm menurut saya ini yang benar, karena sudah tertulis dengan jelas pada buku dan catatan rangkuman pelajaran.
ContohSoal dan Penyelesaian. Nilai dari skala utama jangka sorong adalah 5, sedangkan dari skala nonius adalah 8. Tentukan hasil pengukuran itu di dalam cm! ADVERTISEMENT. Jawaban: Skala utama = 5 cm. Skala nonius = 0,8 mm = 0,08 cm. Hasil pengukuran = 5 cm + 0,08 cm = 5,08 cm. Demikianlah cara menghitung jangka sorong.
ISO80369-20 Penyambung Diameter Kecil untuk Cecair dan Gas dalam Aplikasi Penjagaan Kesihatan ; Ujian Standard EN 200 untuk Pili Tunggal dan Gabungan untuk Lekapan Sanitari, Sistem Bekalan Air Jenis 1 dan Jenis 2 EN ISO 9220 Salutan Logam - Ujian untuk Pengukuran Ketebalan Salutan; Tekstil ISO 105-F10 - Ujian untuk Sifat untuk Fabrik
Menghitunghasil perpangkatan dengan eksponen bilangan negative atau pecahan yang melibatkan Menentuan peluang suatu kejadian tertentu pada suatu percobaan pada sebuah dadu atau uang logam. K.1. Ayah menabung di bank sebesar Rp2.100.000,00 dengan suku bunga tunggal 8% setahun. Saat diambil tabungan Ayah menjadi Rp2.282.000,00. Lama Ayah
Uanglogam ini mempunyai ukuran dengan diameter ±0,1 mm, tebal sisi ±0,10 mm serta memiliki berat ±0,1 gram. Berbeda dengan uang logam tahun emisi 1993 yang pada bagian sisi muka bergambar ' Kelapa Sawit ', disertai relief teks ' Kelapa Sawit ' dan ' 1000 '.
d2l5IG. BBM 1 BESARAN DAN PENGUKURAN PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri BBM ini merupakan BBM pertama dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan tentang konsep besaran, satuan dan pengukuran. Dengan mempelajari modul ini Anda akan lebih terampil menerapkan konsep-konsep yang ada didalamnya ke dalam pembelajaran di sekolah. Untuk memahami berbagai gejala alam baik dalam skala mikro maupun makro diperlukan pemahaman akan besaran-besaran. Bagaimana besaran tersebut diukur, bagaimana hubungan satu dan lainnya, alat apa yang diperlukan, bagaimana metoda mengetahuinya, semua adalah penting untuk diketahui. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada modul ini Anda akan mempelajari berbagai besaran dalam fisika dan bagaimana cara mengukur dan menyatakannya. Dalam BBM ini, akan disajikan dua kegiatan belajar, yaitu 1. Kegiatan Belajar 1 Besaran dan Satuan 2. Kegiatan Belajar 2 Pengukuran Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan besaran, satuan dan pengukuran. Secara lebih khusus lagi. Anda diharapkan dapat 1. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan 2. Menurunkan satuan dan dimensi besaran turunan 3. Menggunakan konsep angka penting dalam pengukuran dan perhitungan 4. Menganalisis dimensi suatu besaran Agar Anda memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk pembelajaran berikut ini. 1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan BBM ini, sampai Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini.
Bagaimana cara membaca hasil pengukuran yang menggunakan mikrometer sekrup? Apa saja bagian-bagian penting dari alat ukur ini? Ada beragam jenis alat untuk mengukur panjang atau ketebalan suatu benda, salah satunya adalah Mikrometer Sekrup. Alat ukur ini memiliki kemampuan untuk mengukur benda yang lebih tipis, seperti ketebalan kertas, triplek, rambut, kawat, dan benda kecil lainnya dengan tingkat ketelitian 10 kali lebih teliti dari jangka sorong, yakni 0,01 sekrup adalah sebuah alat ukur yang bisa mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai dengan mm. Dalam penggunaannya alat ukur ini banyak dipakai untuk mengukur besaran panjang, ketebalan benda serta diameter luar sebuah kita belajar tentang cara mengukur dengan mikrometer sekrup, ada baiknya kita mengenal dulu berbagai jenis mikrometer sekrup dan Alat Ukur MikrometerDalam pemakaiannya mikrometer memiliki fungsi utama yaitu mengukur besaran panjang suatu benda dengan presisi. Mikrometer mempunyai tiga jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada fungsi utamanya, yakniMikrometer Luar, dipakai untuk mengukur benda contohnya kawat, lapisan-lapisan, blok-blok serta Dalam, dipakai untuk mengukur sebuah garis tengah dari lubang sebuah Kedalaman, dipakai untuk mengukur kedalaman dan ketinggian dari sebuah Bagian Kerangka Penyusun Mikrometer SekrupSecara standar, mikrometer sekrup terdiri dari tujuh bagian penting, yaituSpindle atau poros gerak adalah sebuah silinder yang bisa digerakan menuju atau poros tetap adalah bagiam mikrometer yang berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan diantara anvil dengan adalah tempat terletaknya skala utama satuan milimeter.Thimble merupakan tempat skala nonius atau skala putar atau bingkai adalah bagian dari Mikrometer yang mempunyai bentuk menyerupai huruf C atau U yang umumnya dibuat dari bahan logam tahan panas serta didesain agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan terjadinya peregangan yang bisa mengganggu proses pengukuran. Frame juga dilapisi dengan lapisan plastik yang berguna meminimalkan terjadinya transfer panas dari tangan manusia terhadap baja saat proses atau lock adalah bagian yang berfungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran Knob adalah bagian mikrometer sekrup yang digunakan untuk memutar Spindle poros gerak saat ujung dari Spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur dan kemudian untuk mengencangkan Spindle sampai terdengar suara bunyi. Untuk bisa dipastikan jika ujung Spindle telah menempel sempurna dengan benda yang diukur maka Ratchet diputar sebanyak 2-3 Menggunakan Alat Mikrometer SekrupBagaimanakah cara menggunakan mikrometer sekrup untuk mengukur suatu benda? Inilah langkah-langkahnya1. Langkah pertama, buka pengunci mikrometer sekrup sehingga rahang putar dan pemutar bisa bergerak. 2. Setelah itu, letakkan benda yang akan diukur, misalnya ketebalan koin atau papan triplek. Letakkan benda tersebut di antara dua rahang. 3. Kemudian putar pemutar pada mikrometer sampai rahang putar cukup menempel pada benda. Ingat, ini cukup menempel, jangan sampai terlalu Langkah selanjutnya, putar rachet knob sampai terdengar suara “klik”. Jika sudah, hentikan pemutaran. 5. Kunci pengunci lock agar tidak terjadi perubahan atau pergeseran ukuran. 6. Setelah itu, lihat dan baca skala utama, selanjutnya baca skala nonius yang tepat berada satu garis dengan skala utama. 7. Untuk memperoleh hasil akhir, jumlahkan hasil dari pembacaan skala utama dengan skala lebih jelasnya mengenai tata cara menggunakan mikrometer sekrup dan cara mengukurnya, akan dijelaskan dalam contoh berikut Cara Menghitung dan Membaca Mikrometer SekrupDalam membaca hasil pengukuran mikrometer sekrup, kita akan melihat dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala nonius putar. Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang berada pada bagian atas. Kemudian pada bagian bawah garis utamanya merupakan niai tengah yang bernilai 0,5 adalah skala nonius atau skala putar yang terdiri dari angka 1 sampai dengan 50. Setiap skala putar atau skala nonius berputar mundur 1kali putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat diperoleh 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah iniNah, pada gambar di bawah ini diumpamakan sebuah bola kecil merah yang akan diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah iniUntuk membaca dan mengetahui ukuran bola tersebut, pertama kita lihat dulu angka yang tertera pada skala utama main scale, yakni ternyata 4 mm lebih 0,5 mm atau 4,5 mm. Perhatikan gambar iniSelanjutnya, kita lihat angka atau garis skala pada Nonius yang sejajar dengan garis skala utama. Ternyata garis skala Nonius yang tepat sejajar dengan garis skala utama adalah angka 22. Karena skala pada Nonius merupakan per 100 dari skala utama, maka angka 22 itu harus dibagi 100, sehingga menghasilkan 0,22 kita mengetahui nilai skala utama adalah 4,5 mm dan nilai pada skala nonius adalah 0,22 mm, maka ketebalan bola merah tersebut adalah skala utama dijumlahkan dengan skala nonius, yakni 4,5mm + 0,22mm = 4,72 mm Lihat penjelasan gambarUntuk contoh ke dua, lihat gambar berikut iniPada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 5,5 mm dan skala nonius di angka 0,28 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 5,5mm + 0,28mm = 5, ini adalah contoh ke -3Pada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 2 mm dan skala nonius di angka 0,12 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 2 mm + 0,12 mm = 2,12 mm. Bagaimana, sudah paham kan? Jika belum mengerti, lihat contoh ke-4 berikut iniPada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 5,5 mm dan skala nonius di angka 0,37 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 5,5mm + 0,37mm = 5,87mm. Nah, contoh terakhir pasti akan semakin memantapkan pemahaman gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Mikrometer Sekrup terlihat di angka 5,5 mm dan skala nonius di angka 0,30 mm, sehingga ukuran benda tersebut dibaca 5,5mm + 0,30mm = 5,8 Menyajikan Data pada Hasil Pembacaan Mikro meter Sekrup pada LaporanMenyajikan laporan hasil pengukuran menurut ilmu Fisika, harus selalu ada angka relatif lebih kurang. Hal ini karena setiap alat ukur atau pun proses pengukuran tidak dijamin menghasilkan hasil pengukuran yang absolut atau tepat sekali. Mungkin saja, saat pengukuran ada pergeseran alat atau juga cara mengamati yang tidak pas. Oleh karena itu, dalam menyajikan laporan dari pengukuran menggunakan mikrometer sekrup harus ada nilai ketidakpastiannya sebesar 0,005 mm. Nilai 0,005 mm tersebut merupakan setengah dari tingkat keakuratan atau ketelitian mikro meter sekrup yakni 0,01 cara pelaporan data hasil pengukuran alat ini mengikuti pola berikut L = x ± Δ xDimana x adalah hasil yang kita baca dari mikrometer, dengan Δx adalah ketidakpastiannya, dimana Δ x = 1/2 × ketelitian alat. Angka inilah yang harus ditambahkan setelah tanda ± .Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai tebal sebuah keping uang logam adalah 4,27 penyajian atau pelaporan data dari tebal keping uang logam tadi adalah 4,27 ± 0,005 mmAtau bisa juga menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya 4,270 ± 0,005 mmNah, demikianlah sederet contoh tentang cara membaca mikrometer sekrup yang digunakan untuk pengukuran ketebalan benda. Semoga menambah wawasan anda.
Ketidakpastian merupakan salah satu materi fisika yang cukup menarik untuk dibahas. Kalau kebetulan kamu ingin belajar tentang materi ini lebih dalam, simak penjelasan lengkapnya berikut. Kami juga telah menyediakan soal latihan yang bisa dikerjakan untuk mengasah pembahasan ini, kamu bisa belajar mengenai Ketidakpastian. Kamu akan diajak untuk memahami materi dan tentang metode menyelesaikan juga akan memperoleh latihan soal interaktif yang tersedia dalam tiga tingkat kesulitan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Tertarik untuk mempelajarinya?Sekarang, kamu bisa mulai mempelajari materi lewat uraian berikut. Apabila materi ini berguna, bagikan ke teman-teman kamu supaya mereka juga mendapatkan dapat download modul & kumpulan soal dalam bentuk pdf pada link dibawah ini Modul Ketidakpastian Kumpulan Soal Mudah, Sedang & Sukar Definisi Ketidakpastian dalam pengukuran disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Ketidakpastian Pengukuran A. Kesalahan Pengukuran Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian pengukuran yang disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai sebenarnya. Kesalahan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. 1. Kesalahan umum Kesalahan umum adalah kesalahan yang diakibatkan oleh keterbatasan pada pengamat. Misalnya kurang terampilnya pengamat menggunakan alat ukur, kesalahan membaca hasil pengukuran dan kesalahan-kesalahan paralaks. 2. Kesalahan Sistematik Kesalahan sistematik diakibatkan oleh kesalahan pada instrumen yang digunakan. Beberapa instrumen mungkin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu dan tekanan ruangan, medan listrik, medan magnet dan medan gravitasi. 3. Kesalahan acak Kesalahan acak merupakan kesalahan yang berasal dari pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi dan hanya bersifat sementara. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan atau tanpa disengaja dan bervariasi dari pengujian ke pengujian lainnya. Kesalahan acak sulit dihindari disebabkan oleh fluktuasi yang tidak dapat diduga. Sebab-sebab kesalahan acak tidak dapat diketahui dengan pasti tetapi merupakan bagian dari pengaruh yang memiliki kontribusi kesalahan dalam pelaksanaan pengujian. Hasil pengukuran suatu besaran dituliskan sebagai $x=x_{0}\pm\Delta x$ dengan $x$ adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar $x_{0}$ dan $\Delta x$ adalah ketidakpastiannya. B. Ketidakpastian Ada dua jenis ketidakpastian pengukuran, yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. 1. Ketidakpastian pengukuran tungal Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran itu sendiri dan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala terkecil nst instrumen yang digunakan. Misalkan seorang pengamat mengukur panjang pensil menggunakan mistar diperoleh nilai benar sebesar 12 cm. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm maka $\Delta x=\frac{1}{2}\times\mbox{nst}=\frac{1}{2}\times0,1$. Hasil pengukuran tunggal ini dituliskan sebagai $L=12\pm0,05$ cm. 2. Ketidakpastain pengukuran berulang Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran secara berulang. Pada pengukuran berulang nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar $x_{0}$ adalah nilai rata – rata dari data yang diperoleh $\bar{x}$. Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya $\Delta x$ dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. $\bar{x}=\frac{x_{1}+x_{2}+x_{3}+…..+x_{n}}{N}=\frac{\sum x_{i}}{N}$ $\Delta x=\frac{1}{N}\sqrt{\frac{N\sum x_{i}^{2}-\sum x_{i}^{2}}{N-1}}$ Keterangan $\bar{x}$ hasil pengukuran yang mendekati nilai benar $\Delta x$ ketidakpastian pengukuran $N$ banyaknya pengukuran yang dilakukan. Ketidakpastian menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran mendekati nilai sebenarnya. Semakin kecil nilainya maka semakin dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Pada pengukuran tunggal ketidak pastian $\Delta x$ disebut ketidakpastian mutlak. Pada pengukuran berulang dikenal istilah ketidak pastian relatif, yaitu perbandingan ketidakpastian pengukuran berulang dengan nilai rata-rata pengukuran. ketidakpastian relatif $=\frac{\Delta x}{\bar{x}}\times100%$ Nilai ketidakpastian relatif menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran. Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut. relatif 10 % berhak atas dua angka relatif 1%berhak atas tiga angka relatif 0,1% berhak atas empat angka Perhitungan Ketidakpastian Dalam fisika sering dijumpai perhitungan yang melibatkan beberapa besaran hasil pengukuran yang mengandung nilai ketidak pastian. Hal ini berarti bahwa perhitungan juga melibatkan ketidak pastian. Ada empat aturan dasar dalam perhitungan yang melibatkan teori ketidakpastian fisika. 1. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Jika dua besaran dijumlahkan atau dikurangkan aturannya adalah tambahkan ketidakpastian mutlaknya. Secara matematis dituliskan $\leftx\pm\Delta x\right+\lefty\pm\Delta y\right=x+y\pm\Delta x+\Delta y$ $\leftx\pm\Delta x\right-\lefty\pm\Delta y\right=x-y\pm\Delta x+\Delta y$ Contoh Penjumlahan $6,0\pm0,5\mbox{ m}+3,5\pm0,1\mbox{ m}=\left9,5\pm0,6\right\mbox{m}$ Pengurangan $6,0\pm0,5\mbox{ m}-3,5\pm0,1\mbox{ m}=\left2,5\pm0,6\right\mbox{m}$ 2. Aturan Perkalian dan Pembagian Jika dua besaran terlibat operasi perkalian dan pembagian maka tambahkan ketidak pastian relatifnya. Misal untuk menghitung luas persegi panjang $L=p\times l$ dengan $p=x\pm\Delta x$ dan $l=y\pm\Delta y$. Ketidakpastian luas persegi panjang dituliskan sebagai $\frac{\Delta L}{L}=\frac{\Delta x}{x}+\frac{\Delta y}{y}$ Contoh Ukuran sebuah persegi panjang adalah $2\pm0,1$ cm dan $10\pm0,5$ cm, maka ketidak pastian luasnya adalah $\begin{alignedat}{1}\Delta L & =\left\frac{\Delta x}{x}+\frac{\Delta y}{y}\rightL\\ \Delta L & =\left\frac{0,1}{2}+\frac{0,5}{10}\right\times20\\ \Delta L & =0,1\times20\\ \Delta L & =2 \end{alignedat} $ Jadi luas persegi panjang dapat dituliskan sebagai $L=\left20\pm2\right\mbox{cm}^{2}$ 3. Aturan Pangkat Aturan pangkat sebenarnya sama dengan aturan perkalian, namun karena yang dikalikan adalah bilangan yang sama maka secara sederhana dapat dituliska sebagai berikut. Jika $P=x^{n}$ dengan $x=x_{o}\pm\Delta x$, maka $\frac{\Delta P}{P}=n\frac{\Delta x}{x}$. 4. Aturan Perkalian dengan Konstanta Jika nilai hasil pengukuran yang mengandung ketidak pastian relatif dikalikan dengan sebuah konstanta maka ketidak pastian relatif tidak ikut dikalikan. Tetapi jika hasil pengukurannya mengandung ketidak pastian mutlak maka nilai ketidak pastian harus ikut dikalikan dengan konstanta. Jika $x=x_{o}\pm\frac{\Delta x}{x_{o}}$, maka $kx=kx_{o}\pm\frac{\Delta x}{x_{o}}$ Jika $x=x_{o}\pm\Delta x$, maka $kx=kx_{o}\pm k\Delta x$ Contoh Soal & Pembahasan Pak Arifin mengukur ketebalan uang logam menggunakan mikrometer sekrup dan diperoleh hasil bahwa ketebalan uang logam adalah 1,80 mm. Penulisan hasil pengukuran yang tepat adalah… .Penyelesaian $x_{0}=1,80$ mm dan nilai skala terkecil = 0,01 mm, maka penulisan yang tepat adalah $\begin{alignedat}{1}x & =x_{0}\pm\frac{1}{2}\mbox{ nst}\\ & =1,80\pm0,005\mbox{ mm} \end{alignedat} $ Suatu pengukuran berulang terhadap panjang pensil diperoleh hasil seperti berikut. Laporkan hasil pengukuran berulang tersebut lengkap dengan ketidakpastiannya! Penyelesaian Untuk mempermudah perhitung dapat digunakan tabel seperti berikut. $\bar{x}=\frac{x_{1}+x_{2}+x_{3}+…..+x_{n}}{N}=\frac{\sum x_{i}}{N}=\frac{ cm $\Delta x=\frac{1}{N}\sqrt{\frac{N\sum x_{i}^{2}-\sum x_{i}^{2}}{N-1}}=\frac{1}{6}\sqrt{\frac{5243,16-5241,76}{5}}=0,08$ cm $\mbox{ketidakpastian relatif}=\frac{0,08}{12,1}\times100\%=0,7\%.$ Karena ketidak pastian relatif dekat dengan 1% maka pelaporan hasil pengukuran hanya berhak dengan 3 angka. Jadi penulisan hasil pengukurrannya adalah $x=12,1\pm0,08$ cm. Pengukuran diameter dan tinggi sebuah silinder adalah $\left80,0\pm0,05\right$cm dan $\left25,0\pm0,05\right$cm. Nilai prosentase ketidak pastian volume silinder tersebut adalah…. Penyelesaian Volume silinder adalah $V=\frac{1}{4}\pi d^{2}t$, sehingga prosentase ketidakpastiannya adalah $\begin{alignedat}{1}\%\Delta V & =2\%\Delta d+\%\Delta t\\ & =2\times\frac{0,05}{80,0}\times100\%+\frac{0,05}{25,0}\times100\%\\ & =0,125\%+0,2\%\\ & =0,325\%. \end{alignedat} $
Uploaded byTAN TIAN 0% found this document useful 0 votes15 views8 pagesDescriptionAlgoritmaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes15 views8 pagesAlgoritma Perhitungan Modul 1Uploaded byTAN TIAN DescriptionAlgoritmaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Artikel ini membahas tentang bagian-bagian, cara menggunakan, membaca dan menghitung jangka sorong. — Ketika kamu mau mengukur berat badan, yang kamu cari pasti timbangan badan. Untuk mengukur waktu, alat yang kamu butuhin pasti jam. Nah, kalo alat ukur panjang, yang pertama kali di pikiranmu apa? pasti kebanyakan dari kalian jawab mistar atau penggaris kan? Bahkan kalau kamu buka tempat pensil sekarang, mungkin penggaris ada di situ bareng sama alat tulis lainnya. Bentuknya yang simple dan mudah dibawa, nggak salah sih, penggaris jadi alat ukur panjang yang paling eksis sampai sekarang. Eh tapi, kalo kamu mau ukur diameter cincin, emang bisa pake penggaris? Duh, nggak bisa kan. Makanya penggaris cukup terbatas ya, dia umumnya dipakai untuk mengukur benda yang permukaannya berupa bidang datar aja, salah satu contohnya kertas. Padahal, manusia juga butuh alat untuk mengukur panjang benda nggak cuma berbidang datar. Contohnya yang tadi, mengukur diameter luar/dalam suatu benda. Untuk itu, manusia butuh alat ukur panjang yang lebih detail lagi, salah satunya yaitu jangka sorong. Waktu kelas 7 dulu, kamu pernah belajar jenis-jenis alat ukur panjang . Mungkin di antara kamu udah knal sama jangka sorong ini ya. Tapi, yang bakal kita bahas kali ini lebih mendalam dari SMP dulu. Nah, buat kamu yang belum tau bagian-bagian jangka sorong, sampai cara membacanya, tenang aja! Karena itu semua akan diulas secara lengkap di artikel ini. Yuk cek pembahasannya! Pengertian Jangka Sorong Jangka sorong itu alat untuk mengukur panjang, diameter luar maupun diameter dalam suatu benda. Selain itu, bisa juga untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang, misalnya tabung. Nah, jangka sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya kecil dan nggak bisa diukur pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian jangka sorong lebih tinggi dari penggaris. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai skala terkecil yang bisa diukur ya! Kalo gitu, berapa sih nilai skala terkecil jangka sorong? Jadi, nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm, berbeda sama penggaris 0,1 cm atau 1 mm. Hal itulah yang menjadi kelebihan jangka sorong. Selain itu, karena ukurannya yang pas dan mudah dibawa kemana-mana, jangka sorong jadi alat ukur andalan para pekerja di bidang teknik loh! Bagian-Bagian Jangka Sorong Jangka sorong terbagi jadi dua bagian ya, rahang tetap dan rahang geser. Berbeda dari penggaris yang cuma punya satu skala pembacaan, jangka sorong punya dua skala. Skala nya terdiri dari skala utama dan skala vernier atau yang biasa dikenal dengan skala nonius. Skala utama lebih panjang dan letaknya ada di rahang tetap. Kalau skala nonius itu skala pendek yang ada di rahang geser. Keterangan bagian jangka sorong 1. Rahang dalam , terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian dalam seperti diameter lubang atau celah . Seperti gambaran di bawah ini Sumber Upadhyay via Youtube 2. Rahang Luar, terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap. Fungsinya untuk mengukur bagian luar seperti diameter, lebar atau panjang benda. Sumber Upadhyay via Youtube 3. Tangkai ukur kedalaman, fungsinya untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda. Sumber Upadhyay via Youtube 4. Skala Utama, fungsinya untuk menyatakan hasil ukuran utama, biasanya dinyatakan dalam satuan cm atau inci. Umumnya panjang skala utama 15 – 17 cm. 5. Skala Nonius, fungsinya untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra pada pengukuran. Biasanya dinyatakan dalam satuan mm atau inchi. 6. Baut pengunci, fungsinya untuk menahan rahang pada tempatnya, agar objek bisa ditahan/tidak terlepas dan skala tidak bergeser saat akan mengukur. Setelah kenalan sama semua bagian jangka sorong, aku mau ajak kamu belajar cara untuk menggunakan jangka sorong dan cara membacanya. Sayang banget kan, kalo udah tau bagian-bagiannya tapi nggak ngerti cara pemakaiannya. Yuk langsung aja kita bahas! Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong Secara umum cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang atau diameter luar suatu benda adalah seperti ini Sumber via Youtube Cek dulu dan pastikan waktu kedua rahang tertutup, skala menunjukkan angka nol. Tujuannya supaya nggak ada kesalahan pengukuran, yang biasa disebut zero error. Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan, sampai benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2 rahang tetap dan geser Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang, pastikan juga posisinya sudah sesuai ya. Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur, lalu putar baut pengunci sampai terdengar suara “klik”. Baca dan hitung hasil pengukuran yang diperoleh. Nah untuk membaca dan menghitung pengukuran jangka sorong, caranya gampang banget. Kita coba langsung masuk ke contoh soal ya! Segitu dulu ya pembahasan jangka sorong, tapi masih ada alat ukur lainnya yang bisa banget kamu pelajari. Nah, kamu bisa belajar di ruangbelajar ada banyak banget video pembelajaran yang bisa kamu dapetin, ditambah latihan soal yang selalu diupdate. Pokoknya seru banget deh, yuk tunggu apalagi! Selamat belajar. Referensi Nurachmandani, setya. 2009. Fisika 1 Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pierre Vernier. [daring], diakses tanggal 27 April 2022.
hasil pengukuran tunggal diameter uang logam